Awalnya, suami saya gak mau varikokelnya dioperasi. Soalnya dokter andrologi rs. Awal Bross yang pernah kami temui bilang kalau pasiennya ada yang mengidap varikokel tapi istrinya bisa hamil padahal varikokelnya gak dioperasi. Nah suami jadi optimis untuk mengonsumsi obat saja. Waktu itu suami sempet ngonsumsi obat veridin selama satu bulan. Resep dari dokter androloginya. Dan kami gak bisa mastiin obat itu pengaruhnya kaya gimana.
Seperti yang saya ceritain di artikel sebelumnya, perusahaan gak bisa ngasih rujukan ke awal bross, melainkan ke syafira. Di Syafira gak ada dokter andrologi, jadi kita berobat ke dokter urologi. Kami ngikut aja, karenaa kalau pake biaya sendiri ke awal bross kayanya gak sanggup. Harga obatnya jutaan.
Ketemulah kami sama dokter urologi. Saya ceritain semua hasil pemeriksaan sebelumnya. Sambil liatin hasil analisa sperma dan hasil usg varikokel suami. Terus suami diperiksa lagi. Katanya varikokel yang kiri derajat 2, yang kanan derajat 1. Jalan keluar kalau mau sembuh adalah operasi. Kata dokternya gak ada obat-obatan yang bisa beliau kasih. Terus dokternya bilang varikokel hanya berpengaruh 15% terhadap kehamilan, sisanya banyak faktor lain. Kami mulai bingung. Akhirnya saya minta dokter yakinin saya dan suami untuk operasi. Terus dokternya bilang gak bisa maksa, tapi katanya temennya ada yang operasi varikokel terus beberapa bulan kemudian istrinya hamil.
Ketemulah kami sama dokter urologi. Saya ceritain semua hasil pemeriksaan sebelumnya. Sambil liatin hasil analisa sperma dan hasil usg varikokel suami. Terus suami diperiksa lagi. Katanya varikokel yang kiri derajat 2, yang kanan derajat 1. Jalan keluar kalau mau sembuh adalah operasi. Kata dokternya gak ada obat-obatan yang bisa beliau kasih. Terus dokternya bilang varikokel hanya berpengaruh 15% terhadap kehamilan, sisanya banyak faktor lain. Kami mulai bingung. Akhirnya saya minta dokter yakinin saya dan suami untuk operasi. Terus dokternya bilang gak bisa maksa, tapi katanya temennya ada yang operasi varikokel terus beberapa bulan kemudian istrinya hamil.
Suami saya bilang, katanya mau coba pakai obat saja. Terus dokternya mempersilakan. Terus saya coba yakinin suami untuk operasi aja. Dokternya juga bantu jelasin tentang operasinya. Katanya gak akan ada efek samping. Saya takut juga kalau varikokelnya tambah parah kalau dibiarin. Dan mumpung pengobatannya ditanggung perusahaan. Terus saya nanya biaya operasinya, jawaban dokternya mirip di sinetron 😂😂😂, katanya kalau masalah biaya tanyakan saja nanti di kasir.
Dan akhirnyaaaaaa setelah berpikir sejenak suami saya pun setuju dioperasi. Kami sama-sama nentuin jadwal, tapi sebelumnya saya minta bantuan ke dokternya supaya biaya operasi seluruhnya dipastikan ditanggung perusahaan. Dan bener aja, susternya langsung sibuk urus sana sini, telepon sana sini. Kami hanya menunggu untuk mendapat kamar rawat inap. Sekitar 1 jam akhirnya proses administrasi selesai, dan kami dapet kamar vip.
Hari sabtu abis shalat isya kami diantar oleh suster ke kamar. Kami gak ada persiapan operasi. Padahal ternyata nginep di rs itu kami butuh sejadah, anduk, alat mandi, selimut, dan baju ganti. Untungya ada saudara di pekanbaru yang bisa bantu itu semua.
Jam 2 subuh suami bangun untuk saur, karena harus puasa 6 jam sebelum operasi. Operasi dilakukan jam 10. Agak ngaret karena dokternya harus operasi pasien lain. Saya cuma bisa nunggu di luar. Sejam kemudian suami saya keluar dari kamar operasi. Suami gak sadar dan dipasangin tabung oksigen. Setengah jam suami gak bangun-bangun, akhirnya dibangunin dokter.
Gak lama kemudian kami balik ke kamar awal. Nah terus suami cerita kalau dia milih dibius total karena selama operasi gak mau banyak pikiran. Dokter bius dan perawatnya sempet ngebujuk suami untuk bius lokal, tapi ternyata dokternya kalah ngeyel. Haha jadi dengan wajah kesel dokternya nyuntikin obat bius total ke selang infus. Tiga detik kemudian katanya suami saya gak inget apa-apa.
Gak lama kemudian kami balik ke kamar awal. Nah terus suami cerita kalau dia milih dibius total karena selama operasi gak mau banyak pikiran. Dokter bius dan perawatnya sempet ngebujuk suami untuk bius lokal, tapi ternyata dokternya kalah ngeyel. Haha jadi dengan wajah kesel dokternya nyuntikin obat bius total ke selang infus. Tiga detik kemudian katanya suami saya gak inget apa-apa.
Pascaoperasi, suami jadi susah buang air kecil bejam-jam, sempet mau pasang kateter, tapi akhirnya berhasil buang air kecil setelah perut bagian bawahnya dikompres air panas dan suami maksain ke kamar mandi.
Karena bius total, suami muntah2 terus setiap abis minum dan makan, tapi besoknya Alhamdulillah bisa makan kaya biasa. Ada 2 sayatan bekas operasi. Masing-masing 4 cm. Letaknya sekitar setengah jengkal di bawah pusar. Jenis jahitannya yang gak perlu dilepas. Jadi hari seninnya suami bisa pulang. Suami harus ganti perban di poliklinik terdekat 3 kali sehari. Tapi seminggu kemudian, luka sayatan udah kering. Selama seminggu gak sempet ganti perban.
Kami diminta kembali ke rs. Syafira 3 bulan kemudian untuk cek sperma. Kayanya setelah obat dari dokter habis, suami bakal konsumsi fertilaid starter pack lagi. Mohon doanya semoga setelah tiga bulan hasil analisa spermanya gak bermasalah lagi. Semoga ikhtiar kita Allah catat sebagai amal baik. Aamiin.
Bagi yang memilih untuk tidak operasi atau memang belum ada kesempatan operasi, tetep semangat ya. Pasti bisa hamil kalau Allah udah berkehendak. Fight yaaa.
Resna sedih gak? Ngga kok, saya belum pernah menangisi sesuatu yang gak ada. Kalau menangisi kepergian sering. Hahaha
*Buat yang nanya, sekarang udah hamil atau belum, Alhamdulillah udah, ceritanya di sini ya Cerita Garis Dua
Instagram @resnaj