Kamis, 04 Januari 2018

Cek Sperma di RS Awal Bross & Keputusan Memilih Operasi di RS Syafira Pekanbaru

Setelah berpikir berulangkali dan minta izin suami, akhirnya saya memutuskan untuk membagikan cerita ini. Jadi ceritanya,
 
Pertama,  saya melakukan program kehamilan di RS Syafira. Ditangani oleh dokter kandungan. Hasilnya, sel telur banyak tapi berukuran kecil. Saya diduga pcos. Selanjutnya saya melakukan HSG. Ditangani oleh dokter Spesialis Radiologi di RS. Syafira. Hasilnya kedua tuba saya dinyatakan paten. Normal, tidak ada penyumbatan.

Tentang USG dan HSG bisa baca di sini ya  Program Kehamilan di RS. Syafira Pekanbaru

Setelah saya menjalani HSG, suami saya melakukan cek sperma di lab. Paramita. Lalu diketahui bahwa sperma suami dinyatakan oligoasthenoteratozoospermia (OAT). Sperma suami saya jumlahnya sedikit, geraknya lambat, bentuknya abnormal.

Dokter kandungan di Syafira yang membaca hasil lab suami meminta kami untuk langsung menemui dokter spesialis urologi, agar penyebab oat bisa diketahui. Hanya saja, kami tidak mengikuti sarannya. Banyak hal yang ingin kami pertimbangkan terlebih dahulu. Termasuk pertimbangan biaya. Dalam hal ini, perusahaan tempat suami bekerja tidak memberikan bantuan untuk program hamil.

Akhirnya kami tidak melanjutkan program kehamilan di RS Syafira. Kami memilih mencari obat herbal yang banyak direkomendasikan. Terpilihlah obat Fertilaid. Obatnya belum ada di apotek-apotek di Indonesia karena obat import. Jadi kami membeli Fertilaid di online shop. Saya mengonsumsi 1 botol fertilaid for women. Suami mengonsumsi Fertilaid starter pack selama 2 bulan.

Bulan November kami kembali ke Pekanbaru, dengan niatan melakukan analisa sperma lagi di Lab Paramita dan analisa sel telur di RS. Syafira. Kami ingin mengetahui pengaruh fertilaid yang kami konsumsi. Sayangnya saat itu RS. Syafira tidak membuka poliklinik dan semua laboratorium tutup karena tanggal merah. Waktu yang kami miliki di Pekanbaru tidak lama, akhirnya kami mencari rumah sakit yang bisa melakukan analisa sperma hari itu juga. Salah satu rumah sakit yang memiliki lab adalah RS. Awal Bross.

Di RS. Awal Bross suami tidak bisa langsung melakukan analisa sperma. Kami harus menemui dulu Dokter spesialis andrologi (Sp. And) untuk mendapat rekomendasi ke lab. Di sinilah cerita kami mulai terasa serius. Huhu.

Kami akhirnya bertemu dengan dokter andrologi RS. Awal Bross. Kami memperlihatkan hasil lab dari Pramita. Dokternya curiga suami memiliki varikokel (pembengkakan pembuluh darah di skrotum). Akhrinya dilakukan uji awal dengan alat sederhana, dugaan dokter pun benar. Lalu suami diminta untuk melakukan USG. Katanya, hasil USG bisa memudahkan pengurusan BPJS. Saat itu juga kami langsung pergi ke ruang radiologi, dan suami melakukan USG. 

Suami akhirnya divonis varikokel derajat 2. Jadi varikokelnya tidak menimbulkan gejala sakit atau kelainan secara fisik. Hanya diketahui setelah di USG saja, tapi berdampak pada kualitas sperma. Lalu Dokter andrologi meminta suami untuk melakukan cek sperma kembali. Beliau mengatakan, jika setelah dianalisa hasilnya di bawah 4 juta, maka harus dilakukan pemeriksaan hormon, Jika di atas 4 juta, maka dokter akan memberikan obat-obatan saja.

Keeseokan harinya, pagi sekali suami melakukan cek sperma di laboratorium Awal Bross. Pukul sebelas hasilnya keluar. Hasilnya adalah 4 juta. Hasil sebelumnya saat dianalisa di Pramita di bawah 1 juta. Di situ saya bingung, apakah peningkatan jumlah tersebut karena pengaruh obat fertilaid yang dikonsumsi selama 2 bulan, atau karena kekeliruan pemeriksaan sebelumnya. Soalnya dokternya bilang kalau cek di lab yang bukan rumah sakit bisa saja ada kesalahan. (Dokternya musingin -_-)

Akhirnya kami kembali menemui dokter andrologi tersebut. Dan beliau hanya memberikan resep obat-obatan. Saya bertanya perihal cek hormon, tapi dokter itu menyarankan untuk mengonsumsi obat varikokel dan vitamin terlebih dahulu selama tiga bulan. Jika tiga bulan tidak hamil, maka pilih jalan operasi. 

Di Awal Bross, konsultasi dua kali, cek sperma, usg, obat-obatan, semuanya abis 3 juta. Mahal di obat. Dan kami diminta kembali pada bulan  Desember.

Pulang dari rumah sakit, kami menemui dokter dekat rumah di poliklinik perusahaan. Kami berniat meminta surat rujukan, agar biaya pengobatan ditanggung perusahaan. Kata dokternya, varikokel akan ditanggung perusahaan, karena bukan termasuk ke dalam program hamil. Nah, tapi kami tahu kalau staff guru hanya akan mendapat surat rujukan ke RS. Syafira, bukan awal bross yang diperuntukan bagi para pimpinan perusahaan. Untungnya dokternya bilang bahwa kami akan tetap dirujuk ke rs. awal bross karena rs. syafira tidak memiliki dokter andrologi.

Seminggu sebelum jadwal kontrol, surat rujukan keluar. Hanya saja bukan ke awal bross, tapi ke syafira. Nnnnnasssiiiib. (Harus sadar diri) =D Tempat kami memang di syafira. FYI, rs awal bross memang lebih besar dan memiliki fasilitas yang sangat baik. Masuk ke awal bross kaya masuk ke mall. Toiletnya wangi roti boy pula, Ahaha. Kembali ke topik. Jadi, kami pun diminta menemui dokter urologi di syafira. Demi pengobatan gratis, kami akhirnya mengakhiri pengobatan dengan dokter andrologi di awal bross.

Akhir Desember kami menemui dokter spesialis urologi di Syafira. Dokter tersebut hanya  menyarankan untuk segera operasi. Tidak ada jalan lain, katanya sejauh ini varikokel tidak bisa disembuhkan dengan obat. (LAH, SEBELUMNYA UDAH TEBUS OBAT SEKITAR 1,5 JUTA LOH DI AWAL BROSS. ITU APA KABAR wkwkw). Eh tapi setelah konsumsi fertilaid itu kan suami ada peningkatan jumlah, ya mungkin bisa aja sembuh kalau konsumsi obat secara rutin, Wallahualam ya jalan sembuh beda-beda.

Nah, karena kami sudah mempertimbangkan ikhwal operasi jauh-jauh hari, suami akhirnya setuju untuk dioperasi. Alasannya, biar gak tambah parah dan mumpung perusahaan mau menanggung biaya operasi yang tidak murah ituuuu. (*Untuk biaya operasi varikokel saya baru dapet info, bulan Juli tahun 2020, di Awal Bross sekitar 11 jutaan dan di RSUD sekitar 8 jutaan. Kalau di Syafira belum tau.)

Dah, akhirnya keesokan hari suami saya dioperasi. Mohon doanya semoga setelah dioperasi, varikokelnya bisa sembuh dan gak kambuh lagi. Aamin. Bagi temen-temen yang mau tahu lebih detail tentang operasinya, bisa baca di Operasi Varikokel di RS Syafira Pekanbaru 2018


1 komentar:

  1. Hallo kak, bagaimana kelanjutan ceritanya? Kondisi kakak dan suami sama nih dengan saya dan suami. Saya juga memiliki sel telur kecil2, kalau suami belum di cek. Mohon pencerahannya 🙏

    BalasHapus