Jumat, 17 Agustus 2018

PEKAN PERTAMA

Santri Siap Guna Daarut Tauhid ❤
_________________________________________________
Ada satu pelajaran yang terus membekas dalam ingatan saya setelah pelatihan pekan pertama selesai, yaitu tentang mengisi waktu dengan mengingat Allah.

Jadi selama acara berlangsung, para peserta kerap diminta berbaris rapi. Mengatur kurang lebih delapan ratus orang agar membentuk sab yang lurus selalu membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Seringkali saya merasa waktu saya terbuang. Saat itulah, para pelatih selalu mengingatkan kami untuk terus berdzikir. Kami diminta untuk beristighfar setiap kali harus menunggu. Saya gemetar dan menangis ketika seorang pelatih berbicara begini,

"Kelak, setiap detik yang kita lalui akan dihisab. Pada hari perhitungan amal, tidak akan ada satu perkara pun yang kita lupakan. Semua perbuatan kita akan dimintai pertanggungjawaban."

selama pelatihan peserta juga dibina agar

tidak menjadi manusia yang sia-sia, tidak mudah mengeluh, tidak jadi beban untuk orang lain, tidak berkhianat, dan tidak kotor hati. 

Sebuah hadits yang harus kami jadikan pegangan adalah


Perumpamaan orang yang berzikir dan orang yang tidak, seperti orang yang hidup dan orang yang mati." (HR. Bukhari dan Muslim).

Jadi dalam aktivitas apa pun, peserta diminta untuk selalu melibatkan Allah. Saat tes fisik, peserta diingatkan untuk selalu meminta pertolongan dan kekuatan dari Allah. Sebab sejatinya, segala sesuatu yang kita peroleh hari ini bukan semata-mata kita mampu, melainkan adanya izin Allah.

"Tidak penting bagi kita pujian dan penghargaan orang. Yang penting adalah kita semakin mampu berbuat dan berkarya dalam hidup ini. Tugas manusia di antaranya menjadi ahli ibadah, menjadikan semua aktifitas kita jadi amal shaleh. Selain itu menjadi khalifah, kita harus menempa diri supaya tau bagaimana berbuat yang terbaik dalam hidup ini." Aa gym

Khoirunnas anfa'uhum linnas.
Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
(HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni. Disahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah)

Barangkali itulah alasan saya mengikuti pelatihan ini. Saya merasa terlalu sering menyia-nyiakan waktu dan tidak pernah bisa disiplin. Saya juga membutuhkan lingkungan yang kondusif yang bisa mengingatkan saya ketika lalai dan salah. Mohon doa yaa semoga kami semua bisa bertahan sampai akhir pelatihan, aamiin.

Sabtu, 11 Agustus 2018